Sabtu, 21 April 2012

Ringkasa Kerja Magang di Pusat Studi Biofarmaka IPB


Untuk pendahuluan adalah perkenalan Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka IPB,  yang dibawakan oleh bapak Taufik Ridwan, perlu diketahui  unit konservasi budidaya biofarmaka adalah unit yang dibentuk untuk menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan usaha konservasi dan budidaya biofarmaka yang dimiliki PSB secara terarah dan berkesinambungan.  Ukbb adalah lahan di dalam kampus IPB dramaga seluas 3,5 ha yang dipergunakan sebagai miniature dan kegiatan UKBB. Lahan ini dilakukan konservasi biofarmaka, khususnya tumbuhan, koleksi PSB dan produksi (budidaya) beberapa tanaman biofarmaka dalam skala kecil.
Adapun pembagian areal kebun yaitu areal display, areal koleksi, areal pembibitan, arean penelitian, dan areal tanaman produksi. Koleksi tanaman di UKBB sendiri sudah mencapai 300 jenis tanaman biofaramaka yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Hal pertama yang kami lakukan adalah pemanenan pegagan, pegagan dipanen saat pagi hari agar mempermudah dalam proses pengeringan. Umur panen pegagan sangat bergantung pada teempat tumbuh atau ketinggian tempat, jika didataran tinggi pertumbuhan pegagan relative lambat sehingga panen dilakukan pada bulan ke 5 setelah tanam, sedangkan didataran rendah dengan ketinggian ±200-300 m diatas permukaan laut  pertumbuhan pegagan relative cepat yaitu 3 bulan setelah tanam. Pegagan bisa dipanen sampai 5 kali, bila setelah panen dilakukan pemupukan.
Adapun alat yang digunakan untuk pemanenan adalah arit, tampi dan plastic untuk mengemas. Panen dilakukan dengan cara memotong bagian batang atau dengan cara dicabut. Pascapanen dari pegagan antara lain :
1.      Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau rumput yang terbawa pada saat panen. Proses penyortiran pertama ini bertujuan untuk mengurangi jumlah pengotor yang ikut pada proses selanjutnya. Penyortiran menggunakan terpal dan
2.      Pencucian
Pencucian menggunakan air bersih, pegagan dicuci pada air mengalir agar kotoran yang menempel bisa langsung mengalir dan tidak kembali mengendap di air pencucian, dalam proses pencucian bisa menggunakan kaporit untuk membersihkan air yang akan digunakan untuk mencuci.
3.      Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan cara diangin-anginkan atau di bawah sinar matahari, sebaiknya waktu pengeringan dari pukul 09.00 pagi sampai pukul 11.00 dengan menggunakan terpa. Jika sinar matahari cukup, lama pengeringan 3-4 hari dengan bobot kering 1 kg dari 7 kg bobot basah. Waktu pengeringan tersebut bertujuan agar kandungan senyawa bioaktif dalam pegagan tidak rusak.
4.      Pengemasan
Daun-daun yang telah kering dimasukkan kedalam kantungan plastic hitam. Kemasan harus terikat rapat agar udara tidak bisa masuk. Bahan pegemas yang digunakan harus bersih dan tidak bereaksi dengan bahan simplisia. Agar kelembaban didalam kemasan terjaga, masukkan siliga jel sebagai penyerap air. Berat bersih simplisia harus tercatat, dan diberi label yang mencantumkan nama tanaman simplisia, berat bersih.
5.      Penyimpanan
Simplisia yang telah dikemas di simpan digudang penyimpanan sebelum diangkut ke tempat produksi. Untuk menjaga kekeringan usahakan suhu gudang tidak melebihi  30°C. Gudang tempat penyimpanan harus bersih dan terhindar dari hama gudang.
Pegagan yang telah ditiriskan selama satu malam, karena hujan pegagan dipindahkan ke oven (oven yang digunakan adalah oven blower dengan menggunakan lampu pijar sebagai sumber panasnya). Selanjutnya membuat poliback untuk pembibitan, isi poliback adalah campuran tanah, kotoran sapi, sekam dan batang tebu.
Seharusnya pengovenan dilakukan apabila ada penelitian, jika untuk produksi simplisia pengeringan  menggunakan sinar matahari. Hal ini dikarenakan harga proudksi simplisia dengan pengovenan lebih mahal sehingga PT tidak bisa membayar dengan harga tinggi. Melanjutkan pemanenan pegagan sebanyak 4 bedengan dengan berat basah 15,7 kg. setelah di panen pegagan disortir basah dan di timbang. Sebaiknya setelah disortir pegagan ditimbangagar nantinya bisa menentukan rendemen dari pegagan.
Gambar 1. Pemanenan Pegagan

Gambar 2. Pemanenan Sambiloto

Gambar 3. Penimbangan sambiloto

Gambar 4. Perajangan Sambiloto

Gambar 5. Pencucian Sambiloto

Gambar 6. Penjemuran Sambiloto
Pemanen selanjutnya adalah memanen sambiloto (andrographis paniculata). Cara pemanenan sambiloto, dengan memotong bagian batang bawah tanaman 10 cm dari permukaan tanah. Sambiloto dipanen sebelum berbunga atau 3 bulan setelah tanam, pemanenan bisa sampai 3 kali panen. Karena sambiloto tanaman liar hasil produksi yang dihasilkan berbeda dengan hasil produksi tanaman sambiloto yang dibudidayakan. Dari 6 kg basah menghasilkan 1 kg bobot kering. Pemanenan menggunakan gunting steak, pisau untuk merajang dan talenan. 
Setelah disortasi basah sambiloto dicuci dan ditiriskan lalu dirajang. pencucian menggunakan air bersih atau menggunakan kaporit, kemudia dirajang dengan ukuran 10 cm, jika perajangan terlalu besar maka memperlambat pengeringan dan jika terlalu kecil akan merusak senyawa kimia yang ada di dalamnya. Lakukan penimbangan untuk memperoleh berat basah, yaitu 2,1 kg.
Setelah bebas dari air maka sambiloto dijemur dibawah sinar matahari dengan menggunakan terpal, pengeringan dilakukan selama 3 sampai 4 hari.
Pemanenan brotowali menggunakan sabit atau arit serta golok dengan cara memotong batang yang telah tua, dengan ukuran diameter sekitar 0,5 cm - 1 cm. kemudian batangnya dirajang dengan menggunakan pisau dan talenan, pemotongan dilkaukan dengan cara melintang searah dengan ketebalan 2 mm - 3 mm. selanjutnya brotowali dicuci dan ditiriskan pada tampi yang berlubang-lubang kemudian dikeringkan di bawah sinarmatahari dengan menggunakan tampi atau tepal, usahakan dalam pengeringan simplisia tidak saling menindih agar kering merata. Untuk brotowali lama pengeringan 4 hari dengan bobot basah 5,1 kg. setelah kering sampel ditimbang lembali untuk mendapatkan obbot keringnya yaitu 500 gr kemudian dikemas dalam kantung plastic hitam dan diberi laber yang tercantum nama tanaman, bobot kering dan tanggal pengemasan lalu disimpan di gudang.
Gambar7. Pemanenan Brotowali

Gambar8. Perajangan Brotowali

Gambar9. Penimbangan Brotowali

Gambar10. Pencucian Brotowali

Gambar11. Pengeringan brotowali
  
Pemanenan sidaguri
Cara pemanenan sidaguri sama dengan sambiloto dengan memotong batang yang telah tua. Jika akarnya diperlukan maka sidaguri dipanen dengan dicabut dan tanahnya dihilangkan. Selanjutnya melakukan pencucian sebanyak 3 kali agar tanah yang menempel bisa langsung hilang setelah itu ditiriskan dan dirajang. kemudian sidaguri dikeringkan dibawah sinar matahari dengan menggunakan terpal. Lama pengeringan bisa sampai 3-4 hari dengan perbandingan bobot 4 kg : 1 kg. bobot basah yang kami panen adalah 1,1 kg.

Pemanenan Mengkudu
Mengkudu yang siap dipanen jika buahnya  matang atau berwarna kuning. Panen pertama bisa sampai setahun, untuk panen berikutnya dilkaukan per 6 bulan. Buah bisa langsung dipetik dari pohonnya atau dengan menggunakan arit untuk memangkas lalu disortasi basah. Selanjutnya buah dicuci dengan air mengalir sampai bersih dan ditiriskan. Setelah bebas dari air, buah dirajang dengan ketebalan 1-2 cm dan ditimbang unutk memperoleh bobot basah yaitu 17,9 kg, lalu dikeringkan dibawah sinar matahari denga menggunakan terpal pengeringan dilakukan selama 4-5 hari.

Pemanenan Mahkotadewa
Pemanenan mahkota dewa dilakukan dipagi hari, buah yang dipanen adalah buah yang berwarna merah penuh dan tidak ada bercak-bercak hitam, permukaannya tidak berlubang-lubang. Pemanenan menggunakan golok dan karung. Untuk pascapanen buah mahkota dewa, tidak ada pencucian karena jika buah dicuci simplisia akan berwarna hitam setelah dikeringkan. Setelah dipanen buah langsung disortasi untuk memisahkan buah yang layak digunakan dan buah yang sudah busuk. Setelah disortasi buah di belah dan dihilangkan bijinya karena biji mahkota dewa bersifat toksin, kemudian buah diiris dengan ketebalan 5 mm, sebaiknya dalam pengirisan jangan terlalu tipis agar senyawa aktif di dalamnya tidak hilang. Buah yang telah di iris  kemudian ditimbang dengan bobot basah 1,9 kg lalu dikeringkan dibawah sinar matahari menggunakan tampi atau terpal, lama pengeringan bisa sampai 3-4 hari. Simplisia yang telah kering dikemas dalam kantung plastic hitam dan diberi label.

Pemanenan Daun Jati belanda
Daun jati belanda dapat dipanen ketika berumur  8 bulan setelah tanam selanjutnya pemanenan dilakukan per 2 bulan. Daun jati belanda dipanen pagi hari pada pukul 09.00 hingga pukul 11.00. pemanenan dilakukan dipagi hari agar pemanen tidak mengalami iritasi kulit yang disebabkan serbuk yang ada dipermukaan daun jati belanda. Daun dipanen dengan cara memangkas batang atau ranting dengan daun yang lebat lalu di tarik dari pangkal ke ujung dan dimasukkan kedalam karung lalu ditimbang. Setelah ditimbang daun langsung dikeringkan dibawah sinar matahari dengan memnggunakan terpal selama 2 hari. daun yang telah kering ditimbang kembali untuk mendapatkan bobot kering dan dikemas dengan kantung plastic hitam yang telah diberi label nama dan bobot kering, gunakan silica gel sebagai pengawet agar bisa menyerap air yang ada dalam kemasan.

Pemanenan Temulawak, Temuputih, temuhitam (tanaman rimpang)
Temulawak adalah tanaman rimpang, tanaman rimpang memeliki standar operasional prosedur (SOP) sebagai berikut; untuk semua tanaman rimpang:
Rimpang dapat dipananen jika telah berumur 1 tahun, dan telah berumpun banyak. Tanaman rimpang dipanen dengan cara memotong batang dan daunnya terlebih dahulu lalu setiap sisinya digali dengan skop garpu lalu dicabut. Kemudian tanahnya dihilangkan dan dicuci dengan air bersih sebanyak tiga kali dan disikat sampai bersih, bilasan pertama dan dua berfungsi untuk membersihkan tanah. Jika telah bersih kemudian dilakukan proses perajangan, rimpang dirajang dengan ketebalan 5 mm. Rimpang yang telah dirajang kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot basah selanjutnya dikeringkan dibawah sinarmatahari dengan menggunakan terpal selama 3-4 hari. setelah kering simplisia dikemas dalam kantung plastic hitam dan diberi siliga gel untuk menjaga kelembaban simplisia. Cantumkan nama dan bobot kering simplisia. Simpan simplisia digudang simplisia.

Pelaksanaan magang di PT. Biofarindo
PT.Biofarindo adalah satuan usaha akademik (SUA-IPB) dan salah satu unit pengembangan produk dari pusat studi biofarmaka IPB. Perusahaan ini berdiri sejak September 2005. PT Biofarmaka Indonesia merupakan badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas memiliki tugas utama untuk melindungi hasil riset dan uji Pusat Studi Biofarmaka IPB, baik dalam hal legalitas maupun komersialisasi produk hasil uji dan penelitian.
            Bekerjasama dengan para ahli biofarmaka pada lembaga Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, PT Biofarmaka Indonesia mengkhususkan dirinya dalam pengembangan produk-produk herbal dengan konsep “back to nature” dilandasi oleh hasil uji dan riset yang mengedepankan mutu dan kualitas serta efek efikasi dari setiap produknya sebagai jaminan untuk meraih kepuasan konsumen.
            Didalam PT terbagi atas beberapa unit yaitu kantor, ruang produksi, gudang barang jadi, gudang bahan baku atau simplisia dan kios.
Adapun kegiatan yang telah kami lakukan antara lain:
Proses penerimaan simplisia
Sebelum diproduksi simplisia masuk kegudang realis, jika layak unutk di olah maka dimasukkan ke gudang bahan baku, sedangkan bahan yang dilihat tidak layak untuk di olah dimasukkan ke gudang karantina. Di gudang karantina simplisia kembali di uji kelayak dengan melakukan uji kadar air, kadar abu dan uji mikroba, jika simplisia memenuhi standar simplisia maka akan dimasukkan ke gudang realis jika tidak memenuhi standar maka simplisia akan di keringkan kembali di oven simplisia. Stndar kadar air simplisia adalah sebesar <5%, hal ini agar pada saat proses penyimpanan jika simplisia menyerap air maka kadar air yang meningkat hanya 10 % atau dibawah <10%.

Proses Pengemasan
Pengemasan yang dilakukan di PT. Biofarindo adalah pengemasan primer dan pengemasan sekunder. Pengemasan primer antara lain adalah, pengemasan dengan menggunakan aluminium foil dengan menggunakan sealer dan kapsulan yang digunakan untuk ekstrak tanaman obat. Sedangkan pengemasan sekunder antaralain pengemasan luar atau pengemasan pelengkap saja, seperti kemasan kardus, kemasan botol dan kemasan plastic untuk penyegelan. Bahan-bahan kemasan yang digunakan adalah alumunium foil, plastic bening, plastic wrapping, kardus, dan botol plastic.
Proses Pengkapsulan
Pengkapsulan diawali dengan proses mixing, yaitu mencampur ekstrak obat dengan bahan pencampur. Setelah proses mixing maka dilakukan proses capsuling, pengkapsulan termaksut dalam proses pengemasan primer, proses ini menggunakan mesin kapsul manual. tiap bulannya PT bisa memproduksi maksimal 8000  kapsul. Kapsul yang digunakan ada dua macam yaitu kapsul yang bening dan kapsul yang berwarna hijau.

1 komentar: