Untuk
pendahuluan adalah perkenalan Unit
Konservasi Budidaya Biofarmaka IPB, yang dibawakan oleh bapak Taufik Ridwan, perlu
diketahui unit konservasi budidaya
biofarmaka adalah unit yang dibentuk untuk menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan usaha konservasi dan budidaya biofarmaka yang dimiliki PSB
secara terarah dan berkesinambungan.
Ukbb adalah lahan di dalam kampus IPB dramaga seluas 3,5 ha yang
dipergunakan sebagai miniature dan kegiatan UKBB. Lahan ini dilakukan
konservasi biofarmaka, khususnya tumbuhan, koleksi PSB dan produksi (budidaya)
beberapa tanaman biofarmaka dalam skala kecil.
Adapun pembagian areal
kebun yaitu areal display, areal koleksi, areal pembibitan, arean penelitian,
dan areal tanaman produksi. Koleksi tanaman di UKBB sendiri sudah mencapai 300
jenis tanaman biofaramaka yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Hal pertama yang kami
lakukan adalah pemanenan pegagan, pegagan dipanen saat pagi hari agar
mempermudah dalam proses pengeringan. Umur panen pegagan sangat bergantung pada
teempat tumbuh atau ketinggian tempat, jika didataran tinggi pertumbuhan
pegagan relative lambat sehingga panen dilakukan pada bulan ke 5 setelah tanam,
sedangkan didataran rendah dengan ketinggian ±200-300 m diatas permukaan laut pertumbuhan pegagan relative cepat yaitu 3
bulan setelah tanam. Pegagan bisa dipanen sampai 5 kali, bila setelah panen
dilakukan pemupukan.
Adapun alat yang
digunakan untuk pemanenan adalah arit, tampi dan plastic untuk mengemas. Panen
dilakukan dengan cara memotong bagian batang atau dengan cara dicabut.
Pascapanen dari pegagan antara lain :
1. Sortasi
basah
Sortasi basah dilakukan untuk
memisahkan kotoran-kotoran atau rumput yang terbawa pada saat panen. Proses
penyortiran pertama ini bertujuan untuk mengurangi jumlah pengotor yang ikut
pada proses selanjutnya. Penyortiran menggunakan terpal dan
2. Pencucian
Pencucian menggunakan air bersih,
pegagan dicuci pada air mengalir agar kotoran yang menempel bisa langsung
mengalir dan tidak kembali mengendap di air pencucian, dalam proses pencucian
bisa menggunakan kaporit untuk membersihkan air yang akan digunakan untuk
mencuci.
3. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan cara
diangin-anginkan atau di bawah sinar matahari, sebaiknya waktu pengeringan dari
pukul 09.00 pagi sampai pukul 11.00 dengan menggunakan terpa. Jika sinar
matahari cukup, lama pengeringan 3-4 hari dengan bobot kering 1 kg dari 7 kg
bobot basah. Waktu pengeringan tersebut bertujuan agar kandungan senyawa
bioaktif dalam pegagan tidak rusak.
4. Pengemasan
Daun-daun yang telah kering
dimasukkan kedalam kantungan plastic hitam. Kemasan harus terikat rapat agar
udara tidak bisa masuk. Bahan pegemas yang digunakan harus bersih dan tidak
bereaksi dengan bahan simplisia. Agar kelembaban didalam kemasan terjaga,
masukkan siliga jel sebagai penyerap air. Berat bersih simplisia harus
tercatat, dan diberi label yang mencantumkan nama tanaman simplisia, berat
bersih.
5. Penyimpanan
Simplisia yang telah dikemas di
simpan digudang penyimpanan sebelum diangkut ke tempat produksi. Untuk menjaga
kekeringan usahakan suhu gudang tidak melebihi
30°C. Gudang tempat penyimpanan harus bersih dan terhindar dari hama
gudang.
Pegagan
yang telah ditiriskan selama satu malam, karena hujan pegagan dipindahkan ke
oven (oven yang digunakan adalah oven blower dengan menggunakan lampu pijar
sebagai sumber panasnya). Selanjutnya membuat poliback untuk pembibitan, isi
poliback adalah campuran tanah, kotoran sapi, sekam dan batang tebu.
Seharusnya
pengovenan dilakukan apabila ada penelitian, jika untuk produksi simplisia
pengeringan menggunakan sinar matahari.
Hal ini dikarenakan harga proudksi simplisia dengan pengovenan lebih mahal
sehingga PT tidak bisa membayar dengan harga tinggi. Melanjutkan pemanenan
pegagan sebanyak 4 bedengan dengan berat basah 15,7 kg. setelah di panen
pegagan disortir basah dan di timbang. Sebaiknya setelah disortir pegagan
ditimbangagar nantinya bisa menentukan rendemen dari pegagan.
Gambar 1. Pemanenan Pegagan |
Gambar 2. Pemanenan Sambiloto |
Gambar 3. Penimbangan sambiloto |
Gambar 4. Perajangan Sambiloto |
Gambar 5. Pencucian Sambiloto |
Gambar 6. Penjemuran Sambiloto |
Pemanen selanjutnya
adalah memanen sambiloto (andrographis
paniculata). Cara pemanenan sambiloto, dengan memotong bagian batang bawah
tanaman 10 cm dari permukaan tanah. Sambiloto dipanen sebelum berbunga atau 3
bulan setelah tanam, pemanenan bisa sampai 3 kali panen. Karena sambiloto
tanaman liar hasil produksi yang dihasilkan berbeda dengan hasil produksi
tanaman sambiloto yang dibudidayakan. Dari 6 kg basah menghasilkan 1 kg bobot
kering. Pemanenan menggunakan gunting steak, pisau untuk merajang dan talenan.
Setelah disortasi basah
sambiloto dicuci dan ditiriskan lalu dirajang. pencucian menggunakan air bersih
atau menggunakan kaporit, kemudia dirajang dengan ukuran 10 cm, jika perajangan
terlalu besar maka memperlambat pengeringan dan jika terlalu kecil akan merusak
senyawa kimia yang ada di dalamnya. Lakukan penimbangan untuk memperoleh berat
basah, yaitu 2,1 kg.
Setelah bebas dari air
maka sambiloto dijemur dibawah sinar matahari dengan menggunakan terpal,
pengeringan dilakukan selama 3 sampai 4 hari.
Pemanenan
brotowali menggunakan sabit atau arit serta golok dengan cara
memotong batang yang telah tua, dengan ukuran diameter sekitar 0,5 cm - 1 cm.
kemudian batangnya dirajang dengan menggunakan pisau dan talenan, pemotongan
dilkaukan dengan cara melintang searah dengan ketebalan 2 mm - 3 mm.
selanjutnya brotowali dicuci dan ditiriskan pada tampi yang berlubang-lubang
kemudian dikeringkan di bawah sinarmatahari dengan menggunakan tampi atau
tepal, usahakan dalam pengeringan simplisia tidak saling menindih agar kering
merata. Untuk brotowali lama pengeringan 4 hari dengan bobot basah 5,1 kg.
setelah kering sampel ditimbang lembali untuk mendapatkan obbot keringnya yaitu
500 gr kemudian dikemas dalam kantung plastic hitam dan diberi laber yang
tercantum nama tanaman, bobot kering dan tanggal pengemasan lalu disimpan di
gudang.
Gambar7. Pemanenan Brotowali |
Gambar8. Perajangan Brotowali |
Gambar9. Penimbangan Brotowali |
Gambar10. Pencucian Brotowali |
Gambar11. Pengeringan brotowali |
Pemanenan
sidaguri
Cara pemanenan sidaguri sama dengan
sambiloto dengan memotong batang yang telah tua. Jika akarnya diperlukan maka
sidaguri dipanen dengan dicabut dan tanahnya dihilangkan. Selanjutnya melakukan
pencucian sebanyak 3 kali agar tanah yang menempel bisa langsung hilang setelah
itu ditiriskan dan dirajang. kemudian sidaguri dikeringkan dibawah sinar
matahari dengan menggunakan terpal. Lama pengeringan bisa sampai 3-4 hari
dengan perbandingan bobot 4 kg : 1 kg. bobot basah yang kami panen adalah 1,1
kg.
Pemanenan Mengkudu
Mengkudu yang siap dipanen jika buahnya matang atau berwarna kuning. Panen pertama
bisa sampai setahun, untuk panen berikutnya dilkaukan per 6 bulan. Buah bisa
langsung dipetik dari pohonnya atau dengan menggunakan arit untuk memangkas
lalu disortasi basah. Selanjutnya buah dicuci dengan air mengalir sampai bersih
dan ditiriskan. Setelah bebas dari air, buah dirajang dengan ketebalan 1-2 cm dan
ditimbang unutk memperoleh bobot basah yaitu 17,9 kg, lalu dikeringkan dibawah
sinar matahari denga menggunakan terpal pengeringan dilakukan selama 4-5 hari.
Pemanenan
Mahkotadewa
Pemanenan mahkota dewa dilakukan dipagi
hari, buah yang dipanen adalah buah yang berwarna merah penuh dan tidak ada
bercak-bercak hitam, permukaannya tidak berlubang-lubang. Pemanenan menggunakan
golok dan karung. Untuk pascapanen buah mahkota dewa, tidak ada pencucian
karena jika buah dicuci simplisia akan berwarna hitam setelah dikeringkan. Setelah
dipanen buah langsung disortasi untuk memisahkan buah yang layak digunakan dan
buah yang sudah busuk. Setelah disortasi buah di belah dan dihilangkan bijinya
karena biji mahkota dewa bersifat toksin, kemudian buah diiris dengan ketebalan
5 mm, sebaiknya dalam pengirisan jangan terlalu tipis agar senyawa aktif di
dalamnya tidak hilang. Buah yang telah di iris
kemudian ditimbang dengan bobot basah 1,9 kg lalu dikeringkan dibawah
sinar matahari menggunakan tampi atau terpal, lama pengeringan bisa sampai 3-4
hari. Simplisia yang telah kering dikemas dalam kantung plastic hitam dan
diberi label.
Pemanenan Daun Jati belanda
Daun jati belanda dapat dipanen ketika
berumur 8 bulan setelah tanam
selanjutnya pemanenan dilakukan per 2 bulan. Daun jati belanda dipanen pagi
hari pada pukul 09.00 hingga pukul 11.00. pemanenan dilakukan dipagi hari agar
pemanen tidak mengalami iritasi kulit yang disebabkan serbuk yang ada
dipermukaan daun jati belanda. Daun dipanen dengan cara memangkas batang atau
ranting dengan daun yang lebat lalu di tarik dari pangkal ke ujung dan
dimasukkan kedalam karung lalu ditimbang. Setelah ditimbang daun langsung
dikeringkan dibawah sinar matahari dengan memnggunakan terpal selama 2 hari.
daun yang telah kering ditimbang kembali untuk mendapatkan bobot kering dan
dikemas dengan kantung plastic hitam yang telah diberi label nama dan bobot
kering, gunakan silica gel sebagai pengawet agar bisa menyerap air yang ada
dalam kemasan.
Pemanenan Temulawak, Temuputih, temuhitam (tanaman rimpang)
Temulawak adalah tanaman rimpang,
tanaman rimpang memeliki standar operasional prosedur (SOP) sebagai berikut;
untuk semua tanaman rimpang:
Rimpang dapat dipananen jika telah
berumur 1 tahun, dan telah berumpun banyak. Tanaman rimpang dipanen dengan cara
memotong batang dan daunnya terlebih dahulu lalu setiap sisinya digali dengan
skop garpu lalu dicabut. Kemudian tanahnya dihilangkan dan dicuci dengan air
bersih sebanyak tiga kali dan disikat sampai bersih, bilasan pertama dan dua
berfungsi untuk membersihkan tanah. Jika telah bersih kemudian dilakukan proses
perajangan, rimpang dirajang dengan ketebalan 5 mm. Rimpang yang telah dirajang
kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot basah selanjutnya dikeringkan dibawah
sinarmatahari dengan menggunakan terpal selama 3-4 hari. setelah kering simplisia
dikemas dalam kantung plastic hitam dan diberi siliga gel untuk menjaga
kelembaban simplisia. Cantumkan nama dan bobot kering simplisia. Simpan
simplisia digudang simplisia.
Pelaksanaan
magang di PT. Biofarindo
PT.Biofarindo
adalah satuan usaha akademik (SUA-IPB) dan salah satu unit pengembangan produk
dari pusat studi biofarmaka IPB. Perusahaan ini berdiri sejak September 2005. PT Biofarmaka Indonesia
merupakan badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas memiliki tugas utama untuk
melindungi hasil riset dan uji Pusat Studi Biofarmaka IPB, baik dalam hal
legalitas maupun komersialisasi produk hasil uji dan penelitian.
Bekerjasama dengan para
ahli biofarmaka pada lembaga Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor,
PT Biofarmaka Indonesia mengkhususkan dirinya dalam pengembangan produk-produk herbal dengan konsep “back
to nature” dilandasi oleh hasil uji dan riset yang mengedepankan mutu dan
kualitas serta efek efikasi dari setiap produknya sebagai jaminan untuk meraih
kepuasan konsumen.
Didalam PT terbagi atas beberapa
unit yaitu kantor, ruang produksi, gudang barang jadi, gudang bahan baku atau
simplisia dan kios.
Adapun
kegiatan yang telah kami lakukan antara lain:
Proses penerimaan simplisia
Sebelum diproduksi simplisia masuk
kegudang realis, jika layak unutk di olah maka dimasukkan ke gudang bahan baku,
sedangkan bahan yang dilihat tidak layak untuk di olah dimasukkan ke gudang
karantina. Di gudang karantina simplisia kembali di uji kelayak dengan
melakukan uji kadar air, kadar abu dan uji mikroba, jika simplisia memenuhi
standar simplisia maka akan dimasukkan ke gudang realis jika tidak memenuhi standar
maka simplisia akan di keringkan kembali di oven simplisia. Stndar kadar air
simplisia adalah sebesar <5%, hal ini agar pada saat proses penyimpanan jika
simplisia menyerap air maka kadar air yang meningkat hanya 10 % atau dibawah
<10%.
Proses
Pengemasan
Pengemasan yang dilakukan di PT.
Biofarindo adalah pengemasan primer dan pengemasan sekunder. Pengemasan primer
antara lain adalah, pengemasan dengan menggunakan aluminium foil dengan
menggunakan sealer dan kapsulan yang digunakan untuk ekstrak tanaman obat.
Sedangkan pengemasan sekunder antaralain pengemasan luar atau pengemasan
pelengkap saja, seperti kemasan kardus, kemasan botol dan kemasan plastic untuk
penyegelan. Bahan-bahan kemasan yang digunakan adalah alumunium foil, plastic
bening, plastic wrapping, kardus, dan botol plastic.
Proses
Pengkapsulan
Pengkapsulan diawali dengan proses
mixing, yaitu mencampur ekstrak obat dengan bahan pencampur. Setelah proses
mixing maka dilakukan proses capsuling, pengkapsulan termaksut dalam proses
pengemasan primer, proses ini menggunakan mesin kapsul manual. tiap bulannya PT
bisa memproduksi maksimal 8000 kapsul. Kapsul yang digunakan ada dua macam
yaitu kapsul yang bening dan kapsul yang berwarna hijau.
blog gw.. tapi udah lupa paswrnya gimna ya tuhan???
BalasHapus